Rabu, 27 Februari 2013

Museum Malang Tempo Doeloe


 Museum Malang Tempoe Doeloe merupakan salah satu museum yang baru saja diresmikan, dan banyak diminati oleh warga Malang. Museum yang terletak di Jalan Gajahmada, Kota Malang ini diresmikan pada 22 Oktober 2012. Museum dengan konsep "new concept modern lived museum", dirancang oleh Dwi Cahyono yang merupakan penggagas acara Malang Tempoe Doeloe.

 Di dalam museum ini terdapat 20 ruang dengan berbagai konsep, kita bakal berjalan melewati rolong waktu dimana kita akan memulai dari sejarah terbentuknya Kota Malang pada 1.500.000 tahun yang lalu hingga memasuki zaman kemerdekaan.

Di ruang awal, kita bakal di suguhi oleh wahana yang memberikan pengetahuan tentang Kota Malang di masa pra sejarah, dimana disana terdapat sebuah miniatur yang menggambarkan cikal bakal terbentuknya wilayah Kota Malang yang diapit oleh beberapa gunung.


Selain itu, terdapat pula arca-arca yang sengaja dikumpulkan oleh Dwi Cahyono sejak beliau duduk di bangku SMA. Museum yang awalnya dirintis sejak tahun 1996 ini, dimulai dengan penyelamatan Arca di daerah (jalan, red) Soekarno-Hatta yang berumur 500-600 tahun. Di dalam wahana ini kita juga bisa melihat film dokumenter dibuat oleh Dwi Cahyono yang memperlihatkan bagaimana terbentuknya wilayah Kota Malang.


Selanjutnya, kita bakal digiring ke masa Kota Malang tahun 760 Masehi, dimana terdapat hutan masa kerajaan Kanjuruhan. Setelah kita melewati hutan masa kerajaan Kanjuruhan, kita bakal di ajak mengenal Kerajaan Singasari. Mungkin sebagian besar sudah sedikit mengetahui tentang kerajaan ini, karena memang sudah sering dibahas dalam pelajaran sejarah saat di sekolah. Di dalamnya terdapat suatu wahana yang memperlihatkan pertapaan Ken Arok saat masih menguasai kerajaan Singasari.Perjalanan berlanjut ke masa kerajaan, dimana dalam ruangan tersebut terdapat berbagai miniatur-miniatur arca-arca, patung, dsb. Tak hanya itu, terdapat berbagai miniatur rumah masa lalu, dilengkapi juga dengan peralatan-peralatan manusia pra sejarah, tempat untuk membuat kendi dari tanah liat, dll. Disini, pengujung di perbolehkan untuk mencoba membuat kerajinan dari tanah liat, lalu mencoba untuk menumbuk jagung dengan alat tradisional, lalu memainkan permainan tradisional dari batok kelapa, dll.

Tak cukup mengenal Kota Malang di masa kerajaan, lanjut ke masa penjajahan atau masa pendudukan Belanda dan Jepang. Ternyata Kota Malang ini berasal dari Kabupaten Pasuruan. Begini ceritanya, Kabupaten Pasuruan di utus oleh Belanda, untuk membuat Kabupaten Malang, lalu Kabupaten Malang diutus oleh pemerintahan Belanda untuk membuat Kota Malang (Ngak nyambung ya, ya udah lupakan :D)

Di dalam ruangan tersebut terdapat arsip-arsip surat untuk pembentukan Kota Malang, lalu peta Malang dimasa lalu dengan sebutan-sebutan masa lalu. Lalu berlanjut ke wahana yang memperlihatkan benda-benda masa lalu, dan nampak juga ada sebuah lambang yang menurut sejarah merupakan lambang kota Malang serta miniatur desain balaikota Malang.

Selanjutnya, kita bakal melewati barisan foto-foto berfigura yang ditata secara rapi di tembok berwarna merah, foto-foto tersebut merupakan foto pemimpin Malang, mulai dari Bupati dari awal hingga sekarang, lalu foto walikota Malang mulai dari yang pertama hingga sekarang. Seusai melewati wahana itu, kita bakal memasuki era penjajahan Jepang.

 Di wahana masa pedudukan jepang, terdapat sebuah penggambaran dimana terdapat penjara yang menurut cerita adalah penjara bagi kaum yang menentang jepang. Lalu, terdapat pula cover majalan dan koran pada masa penjajahan jepang. Hm, ada yang unik disini, selain terdapat alat-alat elektronik masa lalu juga terdapat puluhan topi tentara yang ditempelkan menjulang tinggi di tembok. Setelah itu kita bakal melewati wahana yang mengenalkan kita dengan pembangunan Tugu Kota Malang, dimana waktu itu diresmikan langsung oleh Presiden Soekarno.Terakhir kita bakal diajak melihat berbagai kerajinan masyarakat Kota Malang.

Banyak sejarah Malang yang mungkin bagi penduduk Malang sendiri tidak mengetahui, seperti ketika peristiwa Malang Bumi Hangus, jumlah bangunan yang terbakar sejumlah 1000 bangun, melebihi peristiwa Bandung Lautan Api, salah satu korban dari peristiwa Malang Bumi Hangus adalah dibakarnya gedung Walikota. Tujuan para pejuang Malang saat itu adalah agar infrastruktur tidak dimanfaatkan oleh Belanda ketika melakukan Agresi Militer

Pada awalnya museum ini hendak dibangun di pertokoan Sarinah. Alasan utama ingin dibangunnya museum ini di Sarinah adalah karena pada awal pembentukan kota Malang, pusat pertokoan Sarinah saat ini adalah titik nol pemerintahan Malang. Berdasarkan hal tersebut, maka pendopo awal, bukanlah yang bertempat di depan pertokoan Mitra 2 dan Gajahmada Plaza, melainkan di pertokoan Sarinah saat ini. Malang sendiri pernah mendapat julukan sebagai Malang Kota Garnisum karena tingkat keamanannya.

Untuk mengunjungi museum ini perlu waktu sekitar 1,5 jam, jika perlu guide untuk memberikan informasi yang lebih detail, langsung saja meminta saat pembelian tiket masuk. Harga Tiket Masuk Museum Malang Tempo Doeloe:
  • Pelajar : Rp 10.000,00
  • Warga Malang: Rp 15.000,00
  • Umum: Rp 25.000,00
Museum Malang Tempoe Doeloe ini dibuka mulai jam 08:00 hingga 17:00. Bagi Warga Malang yang ingin mengenal sejarah kota Malang, buruan berkujung ke Museum Malang Tempoe Doeloe agar bisa menambah khazanah berharga melalui kemasan yang elegan dan menarik. Karena identitas suatu bangsa ditentukan oleh karakter dan budaya bangsa itu sendiri.


Jangan mau kalah dengan para bule ini, walaupun orang asing mereka masih punya keinginan untuk mengenal sejarah Kota Malang, selayaknya kita sebagai penduduk pribumi utamanya warga kota Malang  patut mengenal sejarah kota Malang.  

DINDA NOVIASARI

Referensi: http://www.bloggerngalam.com/2012/10/23/museum-malang-tempo-doeloe/

1 komentar:

  1. Museumnya menarik. Sayang dokumen-dokumen dalam Bahasa Belanda/ asing lainnya tidak diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Selain itu, koleksi barang yang disimpan, terutama foto tidak disebutkan asal usulnya :)

    BalasHapus